• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

Instalasi Squid

Cara Instal dan Optimasi Squid Proxy Server

Sebenarnya sudah lama ingin menulis tutorial ini, yaa...untuk bahan catatan pribadi jika saya harus install ulang/baru squid proxy warnet saya.

Mungkin sebagaian dari anda sudah tahu bagaimana menginstall squid, tetapi belum melakukan optimasi agar squid berjalan lebih kencang. Berikut adalah tutorial saya, yang mana sudah pernah saya uji coba dan sukses. FYI, tutorial ini adalah penggabungan tutorial yang ada di blog Ghozali, Last.FM, Squid Wiki dan dari buku Squid: The Definitive Guide.

PERSIAPAN

Hardware
Untuk hardware proxy server saya kali ini menggunakan Prosesor Intel Celeron 430 (Coppermine) 1.80Ghz dengan 2 buah hardisk 80 GB SATA Seagate 7200 RPM & memori Vgen 1.5 GB DDR2. Mengapa 2 hardisk? Performa read/write Squid akan lebih optimal jika direktori cache diletakkan di hardisk terpisah. Peletakkan direktori cache di partisi yang berada dalam satu hardisk dengan system, tidak akan meningkatkan performa Squid, begitu juga dengan teknik RAID. Jika anda memiliki dana lebih, ada baiknya jika anda menggunakan beberapa hardisk untuk penyimpanan cache squid. Tidak perlu berkapasitas besar, yang penting memiliki kemampuan read/write yang baik, misalnya hardisk jenis SCSI, SAS dan sebagainya.

Untuk memori, sebenarnya squid tidak memerlukan kapasitas yang besar, dengan 512 MB sudah cukup untuk menjalankannya. Tetapi dalam kasus proxy warnet saya, saya ingin agar kemampuan penyimpanan cache di memori bisa lebih besar, sehingga diharapkan squid bisa menghadirkan TCP_MEM_HIT lebih banyak.

Software
Squid terlahir atau tercipta hanya untuk Linux seorang :P. Jadi, jangan sekali-kali pernah berpikir dan berusaha menjalankan Squid di mesin Mikocok (baca: microsoft), baik itu seri Desktop maupun Server. Gak nyambung bro!

Squid dapat berjalan sangat baik di hampir semua distro Linux. Saya sendiri pada waktu uji coba menggunakan Ubuntu Server 8.10 32-bit. Walaupun anda memiliki komputer yang bisa menjalankan aplikasi 64-bit, disarankan untuk Squid tetap menggunakan OS 32-bit, karena Squid belum sepenuhnya teruji di mesin 64-bit.

Untuk meningkatkan performa baca/tulis, disarankan hardisk yang akan anda gunakan untuk menyimpan cache menggunakan format ReiserFS. Karena, RaiserFS memiliki kemampuan baca/tulis yang lebih baik untuk file-file ukuran kecil ketimbang format ext3.

Pada saat ujicoba, saya menggunakan Squid versi 2.7STABLE5. Untuk list versi lain yang tersedia, silahkan kunjungi halaman ini.

INSTALASI
Disini saya tidak akan menerangkan bagaimana cara menginstal Ubuntu Server 8.10 atau distro Linux lainnya ke komputer yang akan anda gunakan untuk proxy server. Tetapi jika anda membutuhkan tutorialnya, silahkan baca di HowToForge.

Membuat Partisi Format ReiserFS
Setelah Server Ubuntu anda siap, ikuti langkah-langkah instalasi berikut. Yang pertama kita akan membuat hardisk kedua (tempat direktori cache) memiliki format ReiserFS. Distro Debian sudah mendukung format ReiserFS, jika anda menggunakan CentOS anda harus mengaktifkan centosplus repo dengan men-setting enable=1 pada /etc/yum.repos.d/CentOS-Base.repo kemudian jalankan perintah yum install reiserfs-utils

Jika anda menggunakan Ubuntu seperti saya, anda tidak perlu melakukan setting apapun, karena Ubuntu sudah mendukung format ReiserFS. Yang perlu anda lakukan adalah menjalankan perintah

mkfs.reiserfs /dev/sdXX

Dimana XX adalah partisi dimana yang akan anda gunakan untuk menyimpan cache. (Untuk melihat list hardisk, gunakan perintah sudo fdisk -l.
Pada kasus saya,

mkfs.reiserfs /dev/sdb1

Kemudian tambahkan partisi anda ini ke /etc/fstab

/dev/sdb1 /var/spool/squid reiserfs defaults,notail,noatime 1 2

/var/spool/squid adalah direktori penyimpanan cache.

Compile Squid
Langkah kedua adalah melakukan compile source squid. Download source-nya dengan perintah

sudo wget http://www.squid-cache.org/Versions/v2/2.7/squid-2.7.STABLE5.tar.gz

setelah itu ekstrak dengan perintah

sudo tar -zxvf squid-2.7.STABLE5.tar.gz

kemudian kita masuk ke direktori source squid

cd squid-2.7.STABLE5

Sebelum kita mulai meng-compile, pastikan gcc atau g++ sudah terinstal.

Untuk memulai proses compile, ketikkan perintah


CHOST="i686-pc-linux-gnu" \
CFLAGS="-march=pentium4 -O2 -pipe -fomit-frame-pointer" \
./configure \
-prefix=/usr \
-enable-async-io \
-enable-useragent-log \
-enable-snmp \
-enable-cache-digests \
-enable-follow-x-forwarded-for \
-enable-storeio="aufs" \
-enable-removal-policies="heap,lru" \
-with-maxfd=16384 \
-enable-delay-pools \
-enable-poll \
-disable-ident-lookups \
-enable-truncate \
-exec-prefix=/usr \
-bindir=/usr/sbin \
-libexecdir=/usr/lib/squid


Catatan:
Nilai CHOST dan CFLAGS berbeda tergantung dari jenis prosesor mesin anda. Ganti opsi ini sesuai dengan prosesor yang anda gunakan. Untuk mengetahui nilai CHOST dan CFLAGS ketikkan perintah cat /proc/cpuinfo dan cocokkan dengan refensi nilai CHOST CFLAGS di halaman Gentoo Safe Cflags.

-enable-async-io: opsi ini untuk mengaktifkan asynchronous I/O - sangat penting untuk menghentikan squik melakukan blocking pada baca/tulis ke harddisk.

-enable-useragent-log berguna agar squid mencatat useragent di entri log - berguna jika anda menggunakan lynx untuk melakukan debug kecepatan squid.

-enable-snmp aktifkan ini jika anda ingin menampilkan statistik squid dalam bentuk grafik.

-enable-cache-digests harus diaktifkan jika anda menggunakan cache peer.

-enable-storeio="aufs" adalah alernatif penyimanan metode I/O. AUFS adalah Asynchronous, memiliki performa yang signifikan ketimbang UFS atau diskd.

-enable-removal-policies="heap,lru" adalah pilihan opsi untuk removal policies, dan saya memilih menggunakan "heap LFUDA", atau anda juga bisa menggunakan "LRU".

-with-maxfd=16384 digunakan agar squid tidak terblokir apabila dalam keadaan load tinggi.

-enable-poll untuk meningkatkan performa squid.

-disable-ident-lookups menghentikan squid dari melihat ident di setiap koneksi, bisa juga untuk mencegah serangan DOS yang dapat mematikan squid server, yang biasanya dengan cara membuka ribuan koneksi.

-enable-truncate memerintahkan squid untuk selalu menggunakan truncate() ketimbang unlink() ketika menghapus file cache.

enable-delay-pools jika anda ingin mengatur bandwidth koneksi, gunakan opsi ini.

Setelah anda menjalankan perintah ./configure diatas dengan sukses, saatnya kita menuju langkah beriktunya (jika ada error muncul, anda harus mencari solusinya sebelum masuk ke perintah selanjutnya).

Selanjutnya ketikkan perintah

make

kemudian dilanjutkan dengan

make install

seteleah selesai ketikkan perintah

strip /usr/sbin/squid /usr/lib/squid/*

perintah ini untuk menghapus simbol pada binari squid, agar ukurannya menjadi lebih kecil. Perintah ini bersifat opsional.

Squid.conf

squid.conf adalah file yang digunakan untuk melakukan konfigurasi squid. Disini saya tidak akan menampilkan semua konfigurasi squid.conf, tetapi hanya yang bisa untuk mengoptimalkan kinerja squid. Misal opsi http_port tidak saya cantumkan, jika anda ingin mengetahui list lengkap dan deskripsi dari opsi-opsi konfigurasi squid yang ada, silahkan kunjungi manualnya.


hosts_file /etc/hosts
dns_nameservers 208.67.222.222 208.67.220.220
cache_replacement_policy heap LFUDA
cache_swap_low 90
cache_swap_high 95
maximum_object_size_in_memory 50 KB
cache_dir aufs /var/spool/squid 10000 16 256
cache_mem 64 MB
logfile_rotate 10
memory_pools off
maximum_object_size 50 MB
quick_abort_min 0 KB
quick_abort_max 0 KB
log_icp_queries off
client_db off
buffered_logs on
half_closed_clients off


Apa maksud dari opsi-opsi diatas?

hosts_file /etc/hosts opsi ini untuk memerintahkan squid untuk melihat entri yang ada di /etc/hosts, hal ini berguna jika anda ingin memblokir iklan atau situs jahat dengan memanfaatkan file /etc/hosts (Insya Allah mendatang saya akan membuat tutorial ini.

dns_nameservers 208.67.222.222 208.67.220.220 Ini Penting! Squid akan mem-pause (menghentikan sementara) koneksi ketika melakukan DNS lookup. Dengan memasukkan DNS, maka akan mencegah hal ini. Disini saya menggunakan DNS dari OpenDNS.

cache_replacement_policy heap LFUDA ini adalah pilihan replacement policy, dimana saya menggunakan heal LFUDA. Anda bisa menggunakan pilihan lain, info lengkap perihal cache_replacement_policy, silahkan baca disini.

cache_swap_low 90 adalah prosentase dimana squid akan melakukan pembersihan cache, jadi jika anda memiliki 10 GB , maka squid akan melakukan pembersihan cache lama pada penggunaan 9 GB.

cache_swap_high 95 secara agresif squid akan menghapus file cache lama dengan menggunakan opsi replacement policy yang disebutkan diatas.

maximum_object_size_in_memory 50 KB Ini untuk menentukan besaran file yang akan disimpan di memori. Pada konfigurasi ini saya mengaturnya maksimum hanya 50 KB, ini agar tidak mengganggu memori. Penyimpanan file yang besar di memori akan memberikan beban tinggi sehingga mmeori tidak bisa dikontrol dengan baik.

cache_dir aufs /var/spool/squid 10000 16 256 Dianjurkan untuk tidak mengubah opsi AUFS, karena opis ini memiliki performa yang lebih bagus dari opsi lain. Angka 10000 adalah jumlah besarnya file cache yang digunakan squid dalam MB.

cache_mem 64 MB Jangan mengatur cache_mem terlalu besar. Cache_mem menunjukkan jumlah maksimal RAM yang digunakan oleh squid untuk menyimpan obyek di memori. Ingat, squid membutuhkan RAM sekitar 100 MB per 1 GB file cache. Jadi, jika anda memiliki 10 GB file cache, maka squid membutuhkan RAM minimal 1 GB.

memory_pools off Menghentikan squid menempel di memori ketika tidak ada aktifitas.

maximum_object_size 50 MB ini adalah jumlah maksimum obyek yang akan disimpan oleh squid. Dianjurkan untuk tidak mengaturnya terlalu besar.

quick_abort_min 0 KB opsi ini sangat berguna, tetapi dalam kasus tertentu akan membuat squid tidak optimal. Quick_abort_time akan mengevaluasi berapa banyak sisa data yang akan ditransfer jika klien membatalkannya. Jika nilainya berada dalam range quick_abort, maka quid akan melanjutkan download sampai selesai dan kemudian menyimpannya di cache. Memang terdengar bagus, namun masalah akan muncul jika klien melakukan beberapa koneksi, maka squid akan menyelesaikan proses download untuk semua koneksi, dan akibatnya squid menjadi lambat. Dengan mengaturnya ke angka 0, maka squid akan menonaktifkan opsi ini.

quick_abort_max 0 KB fungsi sama dengan quick_abort_min

log_icp_queries off jika anda menggunakan cache_peer, maka opsi ini akan menghentikan squid untuk selalu melakukan query ke masing-masing cache_peer.

client_db off jika diaktifkan maka squid akan menyimpan statistik semua klien, hal ini bisa membebani mmeori, maka sebaiknya dinonaktifkan.

buffered_logs on melakukan buffering pada penulisan file log, dapat meingkatkan performa squid.

half_closed_clients off mengirimkan connection-close ke klien sehingga membuka setengah koneksi untuk squid.

Setelah konfigurasi squid.conf dilakukan, kini saatnya menjalankan squid. Ketikkan perintah agar squid membuat swap

/usr/sbin/squid -z

kemudian aktifkan squid

/usr/sbin/squid start

Cek apakah squid sudah berjalan apa belum dengan perintah

sudo netstat -pln | grep squid

bila muncul tampilan seperti dibawah ini, berarti squid sudah berjalan

tcp 0 0 0.0.0.0:3128 0.0.0.0:* LISTEN 4281/(squid)
udp 0 0 0.0.0.0:3130 0.0.0.0:* 4281/(squid)
udp 0 0 0.0.0.0:50113 0.0.0.0:* 4281/(squid)
udp 0 0 0.0.0.0:3401 0.0.0.0:* 4281/(squid)


Note: Jika anda ingin melakukan pengaturan bandwidth dengan fitur delay_pools, silahkan baca petunjuknya di blog Ghozali.

Pimp Your Squid!

Ok, squid sudah kita optimalkan, bagaimana dengan TCP? Pertama, kita akan melakukan 'modprobe ip_conntrack' dengan menambahkan modul ini di /etc/modules (debian) atau /etc/modprobe.conf (RHEL/CentOS).

Hal diatas akan menghentikan squid memunculkan pesan

parseHttpRequest: NF getsockopt(SO_ORIGINAL_DST) failed: (92) Protocol not available

Kemudian kita akan melakukan modifikasi pada sysctl. Tambahkan baris berikut pada akhir file /etc/sysctl.conf

fs.file-max = 65535
net.core.rmem_default = 262144
net.core.rmem_max = 262144
net.core.wmem_default = 262144
net.core.wmem_max = 262144
net.ipv4.tcp_rmem = 4096 87380 8388608
net.ipv4.tcp_wmem = 4096 65536 8388608
net.ipv4.tcp_mem = 4096 4096 4096
net.ipv4.tcp_low_latency = 1
net.core.netdev_max_backlog = 4000
net.ipv4.ip_local_port_range = 1024 65000
net.ipv4.tcp_max_syn_backlog = 16384


Kemudian tambahkan entri berikut pada file /etc/security/limits.conf

* - nofile 65535
Share:

Tentang GNU

Salah satu buku import yang saya suka karena pendekatannya ke arah praktikal adalah buku dari Designing-Implementing-Firewalls-netfilter-L7-filter
Saya belum tahu apakah buku ini ada yang menjualnya secara bebas di Toko Buku Indonesia. Kalau dibaca dari Amazon harganya kisaran 400 ribuan kurs rupiah. Saya sendiri dapat bukunya melalui Ebook/softcopy dari Situs warez :-P , terus di print menjadi hardcopy, karena tidak kuat membaca langsung dari monitor, juga tidak bisa dibawa kemana-mana.
Dibandingkan dengan literatur lain, baik buku Import dan buku Lokal, isinya buku cukup bagus, tidak bertele-tele juga sesuai dengan kondisi dilapangan.
Buku ini dibagi dalam 8 bab. Kira-kira uraian singkatnya adalah:
  • Bab I: Menjelaskan tentang konsep dasar jaringan komputer, konsep klasik seperti Layer pada OSI dan TCP/IP. Memang pintu masuk pertama langsung disodori oleh teori, seperti kata penulisnya, “When it comes to theory, some of you out there might find it boring to read; so the first thing may go throught your mind is to skip this chapter. Don’t do it. Even if you think that you know all the theoritical concepts, a recapitulation is good anytime”. Penjelasan tentang Layer-layer, paket header, pembagian ip address, subnet, supernetting, memang tidak bisa dipisahkan jika ingin belajar Network secara profesional. Entah mau mengambil sertifikasi Cisco, Mikrotik, Juniper, ataupun Linux selalu ini menjadi topik bahasan pertama. Penjelasan dibuku ini cukup singkat dan padat buat refreshing memory.
  • Bab 2: Baru masuk ke masalah keamanan pada masing layer, baik pada layer OSI dan TCP/IP, apa saja ancaman yang sering terjadi, seperti MAC Attacks pada Layer 2 ataupun Routing Protocol Attacks pada Layer 3, seperti BGP eksploit. Penjelasan masih bersifat konseptual dan penggambaran proses terjadinya serangan. Dari Bab 2 ini amat membantu kita memahami Bab 1 jika kita masih belum paham benar Bab 1.
  • Bab 3: Pada Bab ini kita dipaparkan tentang pilihan produk yang sering digunakan pada LInux, untuk fasilitas Firewall seperti Netfilter/IPtables, Traffic Control, dijelaskan dari sejarah singkat, cara download, kompilasi, serta cara proses kerja dan cara pakai. Di Jelaskan bagaimana kita mengatur QoS atau bahasa umumnya bandwidth management, baik dengan type HTB, Pfifo dan lainnya.
  • Bab 4: Pada Bab ini pemakaian fasilitas Nat dan Mangle Packet dengan IPtables. Bagi Anda yang sudah terbiasa memakai Mikrotik RouterOS atau belajar router melalui Mikrotik RouterOS, maka penjelasan pada Bab 4 ini akan membantu Anda untuk lebih memahami lagi proses-proses yang terjadi pada Firewall Mangle dan Firewall Filter pada Mikrotik. Begitu juga seperti QoS pada bab 3.
  • Bab 5: Pada Bab ini pembahasan tentang Layer 7. Mulai paparan dari apa itu Layer 7, instalasi sampai cara menggunakannya. Konsep bagaimana Layer 7 ini bekerja adalah bahasan paling menarik dari bab ini.
  • Bab 6, Bab 7, Bab 8: Ini baru terapan dari konsep yang dijelaskan pada bab sebelumnya, Setelah dikaji ulang ilmu dasar jaringan pada Bab 1 dan Bab2, diberitahu apa senjatanya dibab 3,4,5. Nah pada bab ini dipaparkan tentang pemakaian senjata-senjata itu pada berbagai situasi lapangan. Mulai merancang jaringan kelas Warnet, kelas Kantor Kecil sampai merancang Jaringan Kelas ISP hingga Merancang Jaringan untuk Kelas WAN Kota. Ada beberapa contoh kasus yang ada, mulai dari mesin-mesinnya Linux semua hingga ada hybrid mesin seperti Cisco dan Junifer.
Penulis buku ini Lucian Gheorghe barangkali karena orang lapangan yang 8 tahun lebih bekerja di NOC of Interoute, suatu ISP di Eropa, sehingga bahasannya bersifat praktikal sesuai dengan kasus-kasus yang sering terjadi dilapangan waktu dia bekerja. Bisa jadi karena itu dia tidak menuliskan Daftar Pustaka dihalaman belakang. Entah gimana saya juga tidak tahu.
Menurut saya, bagi yang ingin memasang Mail Server untuk perusahaan bagaimana topologinya dengan mesin Proxy Server atau Web Server dan posisinya pada Router, dapat mencari sedikit pencerahan dari buku ini.
Gak tahu juga ya, kenapa saya semangat kali untuk merekomendasikan buku ini buat Sysadmin pemula. Jelasnya dari sekian banyak hasil Sedotan dari Ebook warez, setelah saya baca-baca emang cocok buat orang lapangan buku ini.
Bagi yang tertarik buat mengintip beberapa skrip yang dilampirkan pada buku itu silahkan sedot pada http://www.packtpub.com/files/code/1655_Code.zip
Buat sedot buku/softcopynya, search aja di site ebook warez, atau beli aja hardcopy aslinya.
Share:

SQUID

Sumber asli : http://www.bukuweb.com/
Hasil kumpulan dari pengalaman-pengalaman untuk mengoptimalkan kerja proxy server (SQUID), semoga proxy server SQUID tersebut akan bekerja lebih cepat dengan hit ratio lebih dari 50%.
## Jika ada beberapa situs terdekat yg mungkin hanya 1 hop, di-by pass saja supaya kerja Squid benar-benar utk yg jaraknya jauh
hierarchy_stoplist cgi-bin ? localhost domain-anda.com isp-anda.com domainku.web.id
acl QUERY urlpath_regex cgi-bin ? localhost domain-anda.com isp-anda.com
domainku.web.id
no_cache deny QUERY
acl langsung dst xxx.xx.xxx.x/xx
no_cache deny langsung
dimana :
dst = IP
misal 202.95.150.0/29
## Dari pengalaman 6 MB akan lebih cepat dan biarkan Squid bekerja lebih keras lagi
cache_mem 6 MB
cache_swap_low 98
cache_swap_high 99


## Maksimum obyek di hardisk dan di memori diupayakan lebih besar shg byte hit lebih tinggi (bisa dinaikkan lagi jika hardisk berkecepatan tinggi dan jumlahnya banyak dg memori yg lebih besar pula)
maximum_object_size 128 MB
maximum_object_size_in_memory 32 KB


## Jika memori 512 MB atau lebih besar silahkan cache diperbesar
ipcache_size 2048
ipcache_low 98
ipcache_high 99


## Utk heap replacement saya memakai LFUDA utk cache hardisk dan GDSF utk cache memori dg alasan di hardisk diprioritaskan obyek yg ukuran besar-besar dan di memori obyek yg ukurannya kecil-kecil utk disimpan
cache_replacement_policy heap LFUDA
memory_replacement_policy heap GDSF


## Idealnya ruang di hardisk yg anda pakai hanya sekitar 70% dari total krn semakin penuh Squid akan semakin pelan mencari tempat kosong, mis. utk cache 1 GB maka yg dipakai hanya 700MB (jangan 1GB dipakai semuanya). Jangan lupa hanya 1 direktori per drive krn faktor penghambat adalah kecepatan spindle hardisk lho, bukan terus dg memperbanyak direktori pada 1 hd akan mempercepat (hd orde milidetik, memori orde
nanodetik). Jadi mending hardisknya banyak tapi ukurannya kecil-kecil daripada hanya 1 berukuran besar. Terus jika OS-nya Linux pakailah FS-nya Reiser (versi 4 tercepat) dg metode akses aufs. Diskd optimal di FreeBSD tetapi tidak di Linux lho. Jangan lupa di partisi tsb noatime dan notail diaktifkan spy tidak menambah ekstra write saat menulis atau membaca. Intinya hardisk adalah faktor penghambat terbesar di Squid.
## saran kira2 70% dari 16GB
cache_dir aufs /cachez 12000 28 256
atau (utk ruang 4GB-an per hardisk)
cache_dir aufs /cachehardisk1 3000 8 256
cache_dir aufs /cachehardisk2 3000 8 256
cache_dir aufs /cachehardisk3 3000 8 256
cache_dir aufs /cachehardisk4 3000 8 256


## atau minimal di bawah ini supaya modifikasi tidak terlalu jauh
cache_dir diskd /cachez 12000 28 256 Q1=72 Q2=88
Rumus Squid cache Dir :
[[[ X/13 ] / 256] / 256] * 2, contoh :
12.000.000/13 = 923076,9 / 256 = 3605,8 / 256 = 14 * 2 = 28


## Log utk info yg vital saja dan diusahakan file-file log ada di hardisk tersendiri spy tidak mempengaruhi kecepatan direktori cache utamanya
log_fqdn off
log_icp_queries off
cache_log none
cache_store_log none

## Dg ‘menipu’ dan memaksa sedikit supaya akses obyek lebih intensif di lokal Squid dan waktu simpan ditambah sebelum proses validasi terjadi (mis. validasi terjadi per 3 jam dg penyimpanan obyek terlama 3 bulan, utk ftp bisa lebih lama lagi)
refresh_pattern ^ftp: 10080 95% 241920 reload-into-ims override-lastmod
refresh_pattern . 180 95% 120960 reload-into-ims override-lastmod


## Toleransi aborting dihilangkan saja
quick_abort_min 0
quick_abort_max 0
quick_abort_pct 98


## Mematikan dan merekonfigurasi Squid jangan terlalu cepat krn bisa mengakibatkan integritas file kacau shutdown_lifetime 10 seconds
## tidak perlu reservasi memori
memory_pools off

## Penting utk relasi dg sibling dg mengukur respons-nya via ICP dan ICMP (dengan syarat mesin sibling/parent tsb diijinkan untuk menerima ICMP)
icp_hit_stale on
query_icmp on


## Penting utk meningkatkan refresh pattern lebih lanjut
reload_into_ims on
pipeline_prefetch on
vary_ignore_expire on


## Sekali lagi Squid diperlukan utk mengambil yg jaraknya jauh, jarak dekat langsung saja
acl local-dst dst semuaalamatlokal semuaalamatipygdekat
acl local-domain dstdomain localhost domain-anda.com isp-anda.com domainku.web.id
always_direct allow localhost local-dst local-domain
always_direct deny all


## Tidak begitu diperlukan
##ie_refresh on

Sbg penutup ada beberapa lagi utk sedikit menaikkan kinerjanya Squid lagi.
1. Naikkan prioritas Squid via nice –20 (-20 tertinggi, terserah dinaikkan sampai berapa, intinya supaya diproses dg prioritas lebih tinggi dibanding daemon yg lain, default prio=0). Mis. startup skrip: /usr/bin/nice -n –20 squid -DNY ….
2. Naikkan batasan FD (file deskriptor) juga saat startup: ulimit -HSn 8192
3. Bukalah sebanyak mungkin port utk akses keluar (bukan ke dalam lho): echo 1024 32768 > /proc/sys/net/ipv4/ip_local_port_range
Secara umum kesimpulannya:
1. Pergunakanlah atau sebarkanlah direktori cache Squid pada banyak hardisk (kecil2 dg jumlah banyak lebih baik daripada besar2 dg jumlah sedikit).
2. Pergunakanlah RAM sebesar mungkin (yg juga terrefleksikan ke ukuran direktori cache-nya).
3. Pergunakanlah FS (file system) yg berkecepatan tinggi (mis. ReiserFS, noatime, notail) dg metode aufs.
4. Kompilasi ulang Squid dg opsi2 minimum yg dibutuhkan supaya lebih gesit dan jangan lupa menambah kemampuan threads hardisk-nya.
5. Saran Adam Aube: kurangi ukuran maksimum object yg bisa di-cache jika ternyata lebih pelan aksesnya (artinya penghematan bw harus seimbang dg kecepatan akses)
Bacaan
Squid1
Squid2
Squid3
Hybla 
Share:

Postingan Populer

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.